Metode Penelitian Lapangan

Jawaban Soal Ujian Tengah Semester Mata Kuliah
Metode Penelitian Lapangan
Oleh : Sri Rahayu 143100163/PK

Soal UTS
A.    Tulislah 10 (Sepuluh) judul ulasan penelitian dalam lingkup PAK
B.     Pilih 1 (satu) di antara 10 ulasan judul penelitian pada soal no 1 dan susunlah problematika apa yang mentertai hingga bisa dipahami mengapa judul tersebut anda usulkan. Gunakan 1 (satu) penelitian basis, minimal 3 (tiga) buku sumber, dan 5 (lima) jurnal ilmiah sumber untuk mendapatkan kekuatan problematika yang anda ajukan.
C.     Sebutkan minimal 3 (tiga) tujuan penelitian dari judul dan problematika seperti yang ada di soal nomor 1 dan 2 tersebut.
JAWABAN A.
1.      Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi kognitif anak usia 12-15 tahun di Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen
2.      Pengaruh pola asuh terhadap prestasi kognitif anak usia 12-15 tahun di Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen
3.      Deskripsi perilaku sosialisasi anak usia 12-15 tahun ditinjau dari latar belakang keluarga
4.      Model pendidikan kristiani yang tepat di Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen
5.      Pengaruh pembinaan belajar terhadap kesanggupan anak usia 12-15 tahun dalam mengatasi masalah prestasi kognitif di SMP Mardi Rahayu Ungaran.
6.      Pengaruh doa pagi terhadap perilaku anak usia 12-15 tahun di panti asuhan Harapan Bawen
7.      Pengaruh gadget terhadap semangat belajar anak usia 12-15 tahun di SMP Mardi Rahayu Ungaran
8.      Pengaruh Pendidikan Agama Kristen terhadap karakter anak usia 12-15 tahun di SMP Mardi Rahayu Ungaran
9.      Pengaruh Pendidikan Agama Kristiani terhadap kelas yang majemuk di SMP Mardi Rahayu Ungaran
10.  Pengaruh anak usia 12-15 tahun yang banyak teman terhadap nilai yang didapatkan
Demikianlah sepuluh usulan judul penelitian dalam lingkup pendidikan yang telah penulis paparkan di atas. Dari berbagai usulan judul skripsi tersebut, penulis akan mengambil salah satu judul yaitu no. 1 (Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi kognitif anak usia 12-15 tahun di Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen) sebagai titik fokus penulisan skripsi yang akan penulis usulkan kepada dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian Lapangan (MPL).

Problematika
Fakta banyaknya orang-orang terlantar bukanlah sebuah fenomena yang baru. Sejak ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun yang lalu, telah di temuka banyak kasus yang teridentifikasi mengenai hal ini. Fakta yang seperti inilah yang menjadi salah satu masalah kesejahteraan sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial yang menjadi penyebab ketelantaran, dalam bagian ini khususnya anak, seperti orang tua meninggal dunia dan atau tidak ada sanak keluarga yang merawatnya sehingga anak menjadi yatim piatu, orang tua tidak mampu (sangat miskin) sehingga tidak dapat memenuhi  kebutuhan minimal anak-anaknya, orang tua yang tidak bertanggungjawab akan kewajiban memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Di sinilah Lembaga Panti Asuhan hadir untuk mereka, dimana asuhan di berikan kepada anak-anak yang tidak memiliki orang tua dan juga anak-anak yang sangat terlantar oleh karena kondisi sosial ekonominya lemah. Asuhan dalam panti disini adalah sebagai pengganti orangtua bagi anak yang terlantar tersebut sehingga anak merasa terjamin hidupnya, medapatkan fasilitas untuk kelangsungan hidup dan masa depan anak melalui pendidikan.
Panti asuhan merupakan salah satu lembaga perlindungan anak yang berfungsi untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak anak.   Panti asuhan  merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk membentuk perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluar ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga. Menurut Himpunan Peraturan Perundang-undangan tentang perlindungan (2002:7), UU Repoblik Indonesia No.4 Tahun1979 Pasal 2 atat 1, tampak jelas melihat bahwa setiap anak berhak untuk mendapat kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan bimbingan khusus untuk tumbuh dan berkembang wajar, penghuni panti asuhan bukan saja anak-anak tetapi mulai dari anak-anak hingga dewasa.[1] Penti asuhan adalah rumah atau tempat untuk memelihara dan merawat anak yatim, yatim piatu dan sebagainya (Casmini,2007:826).[2]
Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen, berada di Jl.  Semboja No. 12 Bawen Kab. Semarang Jawa Tengah. Tempatnya sangat strategis dan ramai penduduknya karena memang panti ini berada dipinggir jalan raya, sehingga sangat mudah untuk di jangkau oleh kalangan luar ataupun oleh setiap orang yang ingin berkunjung di panti asuhan tersebut.
Dengan berdasarkan hasil kunjungan sekaligus wawancara yang dilakukan oleh penulis pada hari Jum’at, 31 Juni 2017 mulai dari jam 13.30 s.d. 14.45 mendapatkan informasi mengenai jumlah anak-anak, kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap harinya, peraturan-peraturan yang berlaku dipanti asuhan dan masalah-masalah yang ada mengenai proses belajar anak di sekolahan. Adapun penulis melakukan wawancara ini dengan salah satu pengurus Panti Asuhan yaitu dengan Ibu. Nur. Jumlah anak yang ada di Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen, dari bayi sampai lansia kurang lebih ada sekitar 70-an anak didalamnya. Data mengenai banyaknya anak belum sepenuhnya diketahui oleh penulis karena memang kondisi pada saat itu dalam kondisi sangat santai. Jumlah anak perempuan lebih sedikit dibanding jumlah anak laki-laki. Latar belakang anak di Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen ini, sangat beragam, artinya bahwa tidak semua anak yatim piatu yang sehat-sehat saja, namun juga ada beberapa anak yang berkebutuhan khusus, ibu-ibu yang bermasalah, masyarakat yang kurang mampu bahkan orang tua yang sudah lanjut usia (lansia) baik normal mapun cacat ada di dalamnya. Sehingga dengan banyaknya latar belakang tersebut lembaga panti ini pun memiliki konsep dalam melayani, adapun konsep pelayanan tersebut adalah “kami secara proaktif menjalankan dan mengembangkan pelayanan anak secara Holistic yang memadukan pelayanan ibu hamil, bayi, anak-anak, remaja dan pemuda, wanita bermasalah, masyarakat kurang mampu dan lanjut usia baik manusia yang normal dan cacat sebagai sarana untuk berbagi dan menciptakan manusia yang penuh kasih.” Pelayanan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen menghasilkan Ibu yang bertanggungjawab terhadap calon bayinya, Bayi yang sehat dan penuh harapan dengan perhatian dan kasih sayang, Anak yang tumbuh berkembang sesuai dengan Usia Tumbuh kembang Anak dengan bersekolah dan terampil, Remaja dan Pemuda yang mau berbagi dan menciptakan Kasih dengan mencintai Lingkungan Hidup, Keberdayaan Masyarakat yang berdaya dan Lanjut usia yang berkarya serta meninggal dengan bahagia. Berbagai masalah yang penulis ketahui melalui wawancara mengenai proses belajar anak di sekolahan antara lain adalah anak panti yang suka bolos belajar, nakal dan tidak bisa diatur, hal ini mengakibatkan di panggilnya salah satu pengurus panti untuk datang ke sekolahan. Garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anak di setiap harinya adalah bersekolah, beribadah, doa, kerja bakti dan belajar. Berdasarkan wawancara, kegiatan bersekolah dilakukan oleh anak panti umumnya dari hari senin sampai dengan hari sabtu, semua anak yang ada di dalam panti ini disekolahkan kecuali anak berkebutuhan khusus, kanak-kanak dan anak bayi. Anak berkebutuhan khusus juga memiliki kegiatan tersendiri berdasarkan kesanggupannya, ada yang membuat kreativitas, yang laki-laki membantu pekerja bangunan yang dilakukan oleh bapak-bapak di panti tersebut. Meskupun memang tidak semua anak berkebutuhan khusus mau melakukan kegiatan itu. Dalam panti juga ada jam-jam untuk beribadah dan doa, hal ini sudah terjadwal, doa dilakukan oleh semua anak, anak yang belum sekolah sekalipun. Di tingkat usia-usia tertentu anak memiliki mentor, untuk membimbing mereka.  Pendampingan iman, yang di tinjau dari sudut pandang agama diharapkan anak merasa dihargai bukan karena prestasi yang mereka terima,  tetapi karena mereka juga sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Artinya arah pendampingan tersebut terletak pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal, bahwa setiap manusia berstatus sama dihadapan Tuhan Sang Pencipta.[3]
Meskipun semua kegiatan sudah terlaksana namun ada beberapa kendala atau hambatan di dalamnya, khususnya mengenai masalah belajar.  Berdasarkan wawancara, belajar memang dilakukan oleh setiap anak-anak panti. Namun, anak-anak belum menyadari pentingnya belajar yang sesungguhnya, sehingga benar-benar harus secara intensif dan berulang kali di ingatkan untuk belajar. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis bahwa anak-anak merasa kurang bersemangat untuk belajar, terbukti bahwa ada banyak alasan saat pengurus panti mengingatkan mereka untuk belajar. Slameto(2003) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam belajar anak mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu.[4] Dapat di ketahui bahwa peran pengurus Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen  dalam menunjang pendidikan anak yaitu dengan memberikan dorongan (motivasi) salah satunya yaitu dengan memberikan nasihat untuk rajin belajar dan memberikan pemahaman akan pentingnya pendidikan untuk masa yang akan datang.  Pendidikan merupakan upaya untuk memanusiakan manusia atau membentuk manusia menjadi manusia seutuhnya.[5] Menurut Mc. Donald motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan  terhadap adanya tujuan.[6]
Sesungguhnya anak-anak (siswa) belajar karena dorongan oleh kekuatan mentalnya, kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, dan cita-cita. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar, dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.[7] Ada tiga komponen dalam motivasi yaitu: kebutuhan, dorongan dan tujuan.[8] Dengan demikian pentingnya peran motivasi dalam pembelajara, motivasi sangat penting bagi keberhasilan anak selama masa belajarnya.[9] Namun realitanya anak-anak (siswa) khususnya anak-anak yang ada dalam panti asuhan ini banyak yang kurang menyadarinya.
Prestasi belajar pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar, semakin baik usaha belajar seorang siswa semakin baik pula prestasi belajar yang diperolehnya.[10] Biggs dan Tefler (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006) mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada siswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.[11]
TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk mengetahui besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil prestasi kognitif anak usia 12-15 tahun di Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen.
2.      Untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi kognitif anak usia 12-15 tahun di Panti Asuhan Pondok Diakonia Yayasan Sosial Harapan Bawen.
3.       Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan anak dalam belajar.
4.      Mengetahui faktor-faktor penyebab malasnya anak dalam belaja
5.      Untuk membuktikan pengaruh motivasi belajar anak terhadap prestasinya.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No.1, April 2011
2.      eJournal Psikologi, 2013, 1 (2) : 167-176
3.      Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSSS-2014
4.   e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Genesha Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 tahun 2013)
5.      Jurnal pendidikan insan Mandiri: Vol.1 No 1 (2013)
6.      Dimyati. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999
7.     Stainback William DKK. Bagaimana Membantu Anak Anda Berhasil Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius, 1999
8.      Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada2007




[1] eJournal Psikologi, 2013, 1 (2) : 167-176
[2] Jurnal Tesis PMIS-UNTAN-PSSS-2014
[3] Ibid 3
[4] Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No.1, April 2011
[5] e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Genesha Jurusan Pendidikan Dasar (Volume 3 tahun 2013)
[6] Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada2007, h 73                                                            
[7] Dimyati. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999, h 80
[8] Ibid, h 80
[9] Stainback William DKK. Bagaimana Membantu Anak Anda Berhasil Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius, 1999, h 79
[10] Jurnal pendidikan insan Mandiri: Vol.1 No 1 (2013)
[11] Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No.1, April 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL dan JAWABAN Perencanaan Pendidikan